Bagaiama Manusia Zaman Pra-Aksara Bertahan Hidup Mencari Makan? – Kembali lagi dengan bahasan yang sama yaitu terkait manusia zaman pra-aksara, zaman dimana manusia belum mengenal adanya tulisan. Zaman tersebut sudah ada sejak ribuan tahun yang tahun yang lalu.
Bila kita lihat dalam artikel pola hunian manusia purba yang rata-rata mereka lebih banyak tinggal di pinggir sungai. Pemilihan tempat ini karena sungai dapat dijadikan sebagai sumber air yang sangat bernilai bagi manusia.
Ini juga mempengaruhi terkait bagaimana manusia zaman pra-aksara dapat bertahan hidup dan mencari makan.
Daftar Isi
Bagaiama Manusia Zaman Pra-Aksara Bertahan Hidup Mencari Makan?
Berikut ini adalah beberapa cara manusia zaman pra-aksara dalam mempertahankan hidupnya.
1. Berburu dan Meramu
Manusia zaman pra-aksara belum memiliki rumah permanen, sehingga mereka memiliki pola hidup nomaden (berpindah-pindah) tergantung dari ketersediaan makanan yang ada.
Mereka hanya mengandalkan istirahat dibawah pohon besar. Biasanya lebih memilih ke tempat-tempat seperti danau, sungai dan yang lebih dekat dengan sumer air.
Alat yang digunakan adalah batu sederhana, pola hidup ini terutama pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus.
Mereka untuk mencari makan hanya mengandalkan alam, berburu dan meramu. Berburu hewn seperti kijang, rusa, babi, dan juga menangkap ikan yang ada di sungai. Sedangkan meramu mereka mengumpulkan akar-akaran, kayu bakar, sayur-sayuran untuk dimasak.
Masa berburu dan meramu ini diseut dengan food gathering.
2. Bercocok-tanam
Mereka juga mulai mengenal bercocok tanam, faktor dimana mereka ermukim juga menjadi faktor mereka menanam berbagai jenis tanaman untuk dijadikan sebagai ahan makanan. Karena memang di dekat sungai yang rata-rata memiliki tanah yang subur dengan kebutuhan air yang mencukupi.
Setelah itu berkembang manusia purba yang hidup di tempat tinggal semi permanen seperti gua-gua atau di tepi pantai.
Bercocok tanam ini sebagai peralihan anatara kebudayaan food gathering (mengumpulkan makanan) ke budaya food producing (yang menghasilkan makanan) yang juga sebagai tanda peralihan dari zaman Mesolitikum ke Neolitikum.
Artinya mereka sudah bekembang, dari awalnya yang hanya mengumpulkan makanan kemudian mereka memproduksi dengan bercocok tanam.
Bercocok tanam ini karena mereka sudah tidak lagi nomaden (hidup yang berpindah-pindah), mereka sudah hidup di dalam gua yang relatif semi permanen. Walaupun di gua mereka juga hanya tinggal sementara.
Setelah mereka menanam, lama kelamaan tanah mereka habis yang mengharuskan mereka untuk pindah dan mencari lahan yang dapat mereka tanami tanaman lagi. Ada yang membuka lahan dengan menebangi pohon yang ada di hutan, ada juga yang membakarnya.
Dengan berbagai kondisi dan situasi mengharuskan manusia untuk berkembang, peralatan mereka bercocok tanam juga berkembang. Peralatannya tersebut terutama berupa kapak lonjong dan kapak persegi, yang kemudian berkemang ke alat lain yang lebih baik.
Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia.
3. Berkembangnya Berternak, Melaut dan Berdagang
Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan. Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal.
Dalam waktu singkat kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang. Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap.
Demikian artikel tentang Bagaiaman Manusia Zaman Pra-Aksara Bertahan Hidup Mencari Makan? Bila kamu ada pertanyaan dapat diajukan melalui forum yang ada di web ini yaa.