Mengapa para ahli banyak melakukan penelitian manusia purba di bantaran sungai? – Mempelajari sejarah memang sangat mengasyikkan, kita jadi lebih tahu tentang asal usul dari manusia itu sendiri. Ada teori darwin yang mengatakan bahwa manusia itu dulunya adalah kera yang kemudian berevolusi hingga menjadi manusia modern saat ini.
Atau belajar sejarah tentang bagaimana Thomas Alva Edision menemukan sebuah bolamp lampu yang saat ini digunakan oleh seluruh orand di dunia ini.
Tentu saja sejarah-sejarah tersebut berkat adanya penelitian, dengan melakukan penelitian maka sedikit demi sedikit mulai terjawab.
Seperti penelitian terhadap fosil-fosil manusia purba, sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 yang melakukan penelitian di Desa Pinggiran Bengawa Solo.
Penelitian tersebut menghasilkan sebuah penemuan fosil manusia purba yang kemudian dikenal dengan Pithecanthropus Erectus.
Banyak pertanyaan yang muncul, salah satunya adalah
Mengapa para ahli banyak melakukan penelitian manusia purba di bantaran sungai?
Nah dalam artikel ini akan saya bahas sedikit mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut.
Jawaban :
Bila kita mau meneliti sesuatu, pasti tidak jauh-jauh dari kata “tempat”. Tempat menjadi aspek yang sangat penting, buat apa kita meneliti pinguin di gunung? Ngga bakal nemu.
Maka dari itu, para peneliti sudah mempertimbangkan dengan sangat baik dimana mereka harus melakukan penggalian dan penelitian. Salah satu pilihan terbaiknya adalah di bantaran sungai, karena ditempat itulah biasanya manusia dulu menjadikannya tempat tinggal.
Dengan kata lain, tempat tinggal manusia purba adalah di pingir-pinggir sungai.
Tentu ada alasan khusus mengapa peneliti bisa mengatakan bahwa manusia purba hidup di pinggir sungai.
Kita tahu bahwa sungai menjadi sumber air, yang mana air adalah sumber penghidupan. Manusia pasti butuh air, sebagai memenuhi kebutuhan memasak, minum, mandi hingga saluran irigasi kebun dan bercocok tanam.
Di pinggir sungai juga menjadi habitat dari berbagai hewan karena alasan yang sama. Manusia purba juga dapat dengan mudah menangkap ikan dan kerang sebagai bahan makanannya. Belum lagi dari segi kesuburan tanah yang sangat baik untuk bercocok tanam.