Kolonialisasi di Indonesia memacu timbulnya berbagai organisasi pergerakan nasional. Bukan tanpa sebab, sadarnya berbagai kalangan akan kesamaan nasib dan ingin memperjuangkan haknya menjadi salah satu dasar pembentukan organisasi pergerakan.
Nantinya berbagai macam organisasi nasional ini akan menghasilkan berbagai pergerakan untuk menyokong kemerdekaan Indonesia. Menariknya lagi, organisasi pergerakan dibentuk oleh berbagai kalangan dari berbagai latar belakang suku, budaya dan kepercayaan.
Daftar Isi
Faktor Pendorong Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional
Organisasi pergerakan nasional tidak muncul begitu saja. Begitu banyak faktor atau landasan pendorong untuk terbentuknya suatu organisasi pergerakan berskala nasional ini. Tidak serta merta berdiri karena keinginan sendiri, berikut faktor pendorong munculnya organisasi pergerakan di Indonesia kala kala itu.
1. Kesadaran akan Kesamaan Nasib
Kesadaran akan kesamaan nasib menjadi salah satu landasan kenapa sebuah organisasi pergerakan di bentuk. Kala itu dalam kondisi penjajahan oleh Belanda dan Jepang banyak rakyat Indonesia yang merasa tidak bisa bergerak sesuai keinginan sendiri.
Pengaruh kolonialisasi oleh negara lain cukup besar sehingga mengharuskan rakyat Indonesia tunduk. Namun setelah sadar akan kesamaan nasib muncullah rasa ingin bersatu untuk mengumpulkan kekuatan. Organisasi pergerakan muncul dari skala kecil yakni skala daerah.
2. Kesadaran akan Kesamaan Hak
Kesadaran akan kesamaan hak juga jadi pemicu lain terbentuknya suatu organisasi. Kesadaran ini tentu tidak datang sendiri. Banyaknya tekanan dalam waktu yang cukup lama memang membuat rakyat Indonesia terpuruk. Namun timbul juga kepekaan akan hak yang selama ini terkubur kolonialisasi.
Hak mulai dari hak hidup, hak kebebasan berpendapat hingga hak-hak lainnya direnggut begitu saja. Hingga akhirnya sekumpulan orang dengan kesadaran yang sama membentuk organisasi pergerakan guna memperjuangkan hak-hak yang selama ini tidak bisa mereka gunakan dengan utuh.
3. Kesamaan Tujuan
Setiap orang pastinya memiliki tujuan hidup yang berbeda. Bahkan dalam suatu perkumpulan masyarakat pun tiap orang memiliki tujuan yang berbeda entah tujuan jangka panjang maupun pendek. Namun dengan adanya perkumpulan berupa organisasi maka kesamaan tujuan akan sangat dijunjung.
Kesamaan tujuan bahkan dijadikan landasan akan pergerakan organisasi tersebut. Berkaca pada keadaan yakni masa penjajahan maka tujuan bisa beragam. Pada umumnya organisasi pergerakan berbasis kedaerahan memiliki tujuan untuk mempersatukan orang-orang berdasarkan kesamaan etnis.
4. Keinginan untuk Bersatu Melawan Penjajahan
Organisasi pergerakan nasional yang berbasis daerah akhirnya banyak terbentuk di Indonesia. Seperti halnya Jong Java untuk organisasi pergerakan daerah Jawa atau Jong Sumatranen Bond untuk organisasi pergerakan yang mewakili pulau Sumatera.
Kemudian organisasi pergerakan ini bersatu dengan landasan ingin melawan penjajah yang telah lama menduduki Indonesia. Kala itu tidak Jepang ataupun Belanda telah banyak membungkam kekuatan berlapis lapis elemen masyarakat. Karenanya organisasi pergerakan dibentuk dengan landasan itu.
5. Menyatakan Bahwa Rakyat Indonesia Memiliki Kekuatan
Penjajahan telah lama merenggut hak, kekuatan hingga hal lain yang bersifat kemanusiaan. Dengan semakin banyaknya kaum terpelajar berdampak pada kebangkitan pola pikir dan kesadaran akan hak tidak dibelenggu. Maka organisasi pergerakan nasional digunakan untuk menyatukan kekuatan.
Dengan adanya organisasi berbasis nasional maka sama dengan menyatakan bahwa rakyat Indonesia memiliki kekuatan yang bisa ditandingi. Sekalipun tidak semua rakyat belum mengenyam Pendidikan yang sama kala itu. Maka menunjukkan bahwa rakyat memiliki kekuatan merupakan landasan lainnya.
6 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Dari sekian banyaknya organisasi pergerakan berbasis daerah terbentuklah organisasi berbasis nasional. Artinya organisasi tersebut mewakili lebih banyak lapisan. Organisasi ini menaungi siapapun dengan tujuan yang sama yakni melancarkan pergerakan. Berikut organisasi pergerakan yang pernah ada di Indonesia.
1. Budi Utomo
Organisasi pertama yang cukup terkenal akan pergerakannya hingga kini yakni organisasi Budi Utomo. Organisasi yang bergerak di bidang pendidikan ini banyak membantu golongan muda yang belum sempat mengenyam Pendidikan formal. Bahkan karena organisasi ini kepekaan pola pikir berkembang.
Berawal dari gaungan Dr. Wahidin Soedirohoedoso yang menyatakan betapa pentingnya pendidikan bagi berbagai kalangan termasuk kalangan kurang mampu. Sosialisasi ini menarik banyak simpatisan para rakyat yang ingin bergerak maju di bidang pendidikan.
Lebih jauhnya lagi penyediaan dana pendidikan dengan sebutan Studie Fond sangat banyak membantu. Terlebih bagi kalangan kurang mampu yang ingin peka akan dunia pendidikan dengan harga pengenyam yang cukup mahal juga jauh kala itu.
Pada tahun 1907 akhirnya Dr. Wahidin Soedirohoedoso bertemu dengan Soetomo, seorang mahasiswa yang belajar di STVIA. Setelah berbincang mengenai gagasan pendidikan Dr. Wahidin, Soetomo tertarik untuk ikut memajukan karakter pendidikan bangsa.
Akhirnya organisasi pendidikan Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini menjadi cikal bakal tonggak kebangkitan pendidikan secara nasional. Karena sejarahnya, setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari nasional kebangkitan bangsa.
2. Sarekat Islam (SI)
Bisa dikenal dari nama organisasinya, Sarekat Islam merupakan organisasi yang berkutat di bidang pergerakan sekaligus keagamaan. Berawal dari perkumpulan atau sarekat dagang biasa yang lambat laun menjadi organisasi Sarekat Dagang Islam atau disingkat menjadi SDI.
Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di kota Solo pada tahun 1911. Tujuan pembentukannya tidak lain dari untuk melindungi usaha pembuatan batik lokal dari monopoli perdagangan yang dilakukan perusahaan batik non lokal.
Tidak lama dari pengesahan Sarekat Dagang Islam, organisasi ini berubah nama menjadi Sarekat Islam atau dikenal dengan singkatan SI. Organisasi pergerakan Sarekat Islam resmi terbentuk dan berdiri pada tahun 1912.
Sarekat Islam selanjutnya diketuai oleh H.O.S Tjokroaminoto. Saat itu siapapun boleh bergabung ke dalam organisasi asalkan beragama Islam. Organisasi ini pun berkembang pesat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Namun pada tahun 1921 Sarekat Islam mengalami perpecahan menjadi dua kubu. Terbentuknya kubu merah dan kubu putih didasari oleh samar-samar penyusupan paham sosial komunisme yang kala itu lambat laun menyebar di pulau Jawa.
Kubu Putih berpusat di kota Jogja dengan paham murni masih memegang teguh syariat di dalam Sarekat Islam. Tokoh di dalamnya yakni H. Agus Salim, Abdul Muis dan tokoh lainnya. kubu putih berusaha bertahan di tengah gerusan kubu merah.
Sedangkan kubu merah berpusat di kota Semarang dengan menganut paham komunisme. Tokoh di dalamnya yakni Semaun Alimin dan Darsono. Selanjutnya kubu ini menjadi buron atas perintah dari pemerintah dan diasingkan ke daerah lain.
3. Perhimpunan Indonesia
Organisasi ini memiliki nama lain Indische Vereeninging. Dibentuk atas usungan pihak Belanda dengan campur tangan Sutan Kasayangan dan R.M Noto Suroto sebagai pelopornya. pada 25 Oktober tahun 1908. Berjalan cukup lama hingga pada tahun 1935 namanya diubah menjadi Perhimpunan Indonesia.
Penggunaan kata Indonesia pada nama “Perhimpunan Indonesia” dimaksudkan untuk menekankan identitas diri dan bangsa yang menaunginya. Kata Indonesia juga menggantikan sebutan Hindia Belanda yang telah lama disandang oleh Nusantara sebelum menjadi Indonesia.
Organisasi Perhimpunan Indonesia memiliki cukup banyak anggota dengan latar belakang pendidikan yang baik. Diantaranya tokoh seperti Mohammad Hatta, Suwardi Suryadiningta, Tjipto Mangunkusumo dan tokoh pergerakan lainnya.
Memiliki landasan organisasi berupa perjuangan dengan kekuatan sendiri membuat organisasi ini berjalan dengan baik dan cukup solid. Perhimpunan Indonesia akhirnya menjadi organisasi independen yang tidak meminta bantuan pada pemerintah kolonial maupun unsur politik lainnya.
Organisasi ini semakin aktif berkat pergerakan anggotanya yang kritis dan anti kolonialisme. Majalah yang dulunya dikeluarkan dengan sebutan Hindia Poetra sengaja diubah menjadi Indonesia Merdeka guna mendorong semangat juang dan rasa nasionalis yang tinggi pada rakyat umum Indonesia.
4. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Terdapat satu organisasi pergerakan nasional yang akhirnya menjelma menjadi sebuah partai nasional. Berawal dari sebuah perkumpulan yang dibentuk oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 yang bergerak dibidang Ekonomi, Politik dan sosial.
Perkumpulan tersebut memiliki nama lain Algemeene Studie Club. Berselang dua tahun, pada 4 Juli 1927 perkumpulan ini berubah menjadi sebuah partai politik baru. Partai ini dinaungi oleh berbagai tokoh pergerakan seperti Ir. Soekarno, Mr. Sartono, Ir. Anwari, Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo dan Mr. Budiantim.
Tidak ketinggalan Mr. Sunaryo dan Dr. Samsi juga ikut andil dalam partai politik tersebut. Setalah menginjak tahun 1928 di Surabaya anggotanya semakin meningkat hingga kabarnya membuat pemerintahan kolonial khawatir terusik.
Hingga tepat pada tanggal 29 Desember 1929 Ir. Soekarno, Maskoen, Gatot Mangkoeprodjo dan Soepriadinata ditangkap dan di jatuhi hukuman. Mereka di adili di Pengadilan Bandung. Dalam proses persidangannya Ir. Soekarno menyampaikan pembelaan melalui pidato berjudul Indonesia Menggugat.
5. Nasional Indische Partij
Organisasi pergerakan ini dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Dr. E.F.E Douwes Dekker atau nama lainnya Danudirha Setiabudi, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara atau R.M Suwardi Suryadiningrat.
Tujuan pembentukan organisasi nasionalis ini untuk menciptakan persatuan rakyat Indonesia, mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka dan mendirikan Bumiputera. Tujuan berbasis kerakyatan ini dipegang teguh oleh para anggotanya.
Organisasi ini dikenal sebagai organisasi yang berani mengkritik pemerintahan kolonial Belanda. Salah satu buktinya dengan penyampaian tulisan R.M Suwardi Suryaningtar (Ki Hajar Dewantara) dengan judul tulisan Als ik een Nederlander was (seandainya aku seorang Belanda).
Karena pergerakannya yang cukup dinilai berbahaya oleh pihak kolonial, partai ini di cap sebagai partai terlarang. Partai ini resmi dihentikan pada tanggal 4 Mei 1913 dan tiga tokoh penting tadi harus mengalami pengasingan cukup jauh ke negeri Belanda.
6. Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) atau Partai Komunis
Indische Social Democratische Vereeniging atau yang disingkat dengan ISDV merupakan organisasi pergerakan yang dibentuk oleh anggota partai buruh. Tidak sembarang partai buruh, pendirinya merupakan anggota partai buruh sosial demokrat Belanda.
Organisasi ini dibentuk pada 9 Mei 1914 tepatnya di kota Surabaya. Dengan pegangan berupa paham Marxisme tidak disangka banyak orang Indonesia yang tertarik masuk menjadi anggota partai di dalamnya.
Pada 23 Mei 1920 Indische Social Democratische Vereeniging berganti nama menjadi Patai Komunis. Lalu selang tujuh bulan pada tahun yang sama Partai Komunis berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Partai Komunis Indonesia pertama kali diketuai oleh Semaun dengan Darsono dengan sekertaris Bergsma. Di dalamnya ikut bergelut beragam tokoh seperti Alimin Prawirodirdjo juga Musso. Pergerakan dari partai ini cukup besar dan terjadi di beberapa daerah sekaligus.
Pada tanggal 13 November tahun 1929 partai ini melakukan pemberontakan di pulau Jawa dan pulau Sumatera. Namun pergerakan ini ditumpas habis oleh pemerintahan kolonial Belanda saat itu. Akibat dari aksi ini para PKI dianggap terlarang dan anggotanya di asingkan ke tanah Meran dan Boven Dogul.
Baca Juga: Pengertian Bela Negara
Peran Organisasi Pergerakan Nasional dalam Mewujudkan Indonesia Merdeka
Tentu saja adanya organisasi pergerakan berskala nasional menciptakan dampak yang cukup besar. Tidak hanya bagi bangsa Indonesia tapi juga berdampak pada kolonial Belanda dan Jepang kala itu. Berikut dampak paling terlihat dari pembentukan organisasi pergerakan:
1. Persatuan Berbagai Lapisan Rakyat
Salah satu bukti persatuan dari berbagai lapisan rakyat yakni Gerakan Sumpah Pemuda. Peristiwa tersebut tidak jauh dari pengaruh organisasi pergerakan di Indonesia. Maka organisasi dapat menaungi persatuan daerah. Utamanya dapat menyatukan berbagai lapisan rakyat tanpa melihat latar belakang.
Organisasi pergerakan berhasil mempersatukan rakyat yang awalnya terpecah belah karena pengaruh dari kolonialisasi.
2. Pengembalian Hak Kemanusiaan dari Tangan Kolonial
Organisasi yang tercipta bergerak di berbagai bidang termasuk di bidang sosial. Tanpa disadari adanya organisasi berdampak pada kembalinya hak kemanusiaan yang telah dirampas oleh tangan para kolonial. Organisasi dalam hal ini berdampak pada pembebasan hak kemanusiaan yang terbelenggu.
Hak bersuara, hak bekerja dan hak hidup lainnya yang telah lama dikubur bisa kembali digunakan dengan semangat perjuangan melawan kolonial. Pergerakan secara nasional justru membuat rakyat menyadari apa hak yang telah menghilang dan harus direbutnya kembali.
3. Kalutnya Sistem Pemerintahan Kolonial
Terciptanya organisasi pergerakan tidak jarang membuat kalut sistem pemerintahan kolonial. Seperti pada organisasi pergerakan Algemeene Studie Club yang menjelma menjadi Partai Nasional Indonesia atau partai komunis dengan pergerakan yang masif.
Keduanya memiliki andil yang besar dalam memporak porandakan keberadaan pemerintahan kolonial. Beragam kritik dan aksi penyerangan berhasil membuat rakyat Indonesia tidak mempercayai pemerintahan kolonial lagi. Namun kedua partai tersebut akhirnya di cap terlarang.
4. Merdekanya Indonesia
Organisasi pergerakan Indonesia juga memicu kemerdekaan Indonesia. Walaupun tidak disebutkan secara pasti dalam daftar sejarah, namun yang membangkitkan semangat juang dan pola pikir untuk kebebasan dari kolonial berawal dari organisasi pergerakan.
Munculnya beragam aksi hingga peristiwa bersejarah juga dimulai dari bincang antar organisasi pergerakan. Bukan sekedar bincang tapi juga jadi topik diskusi serius untuk Indonesia ke depan. Hingga akhirnya menyongsong keinginan untuk merdeka dan dibulatkan menjadi tujuan bersama.
5. Terciptanya Pergerakan Maju hingga Sekarang
Dampak positifnya bisa dirasakan hingga saat ini. Bila organisasi pergerakan tidak diluncurkan makan mungkin saja tidak akan ada peristiwa bersejarah terlebih Indonesia bisa jadi tidak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pergerakan maju hingga saat ini masih terasa. Kesadaran akan perlunya terus bersatu dan bergerak maju menjadi landasan untuk Indonesia yang lebih baik. Semangat juang cerminan sejarah pergerakan baik di Indonesia memberikan dampak luar biasa bagi berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Organisasi hingga kini masih digunakan untuk menciptakan persatuan dan mencapai tujuan bersama. Maka contoh baik dari organisasi pergerakan di atas bisa diikuti. Semangat juang dalam bekerja bersama tanpa melihat latar belakang patut dijadikan acuan untuk mencapai tujuan bersama.
Daftar Pustaka :
- Sejarah Indonesia Kelas XI, Semester 2. Kemendikbud RI: Jakarta
- Ahmadin. A. 2017. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Eprints. http://unm.ac.id
- Yusuf.M. 1987. Sarekat Islam dalam Pergerakan Nasional Indonesia: Suatu Tinjauan HIstoris. UIN Surabaya: Surabaya
- Santosa, M.Si, Supriatna, M.Pd. 2008. Buku Ajar Sejarah Pergerakan Nasional (Dari Budi Utomo 1908 hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945). Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.