Penyebaran Islam di Indonesia: Tahun Masuk, Teori Penyebaran, Bukti dan Pengaruh Penyebarannya

gambar penyebaran islam di indonesia

Penyebaran Islam di Indonesia – Indonesia dikenal sebagai negara multikultural. Bahkan sejak dulu Indonesia tidak menutup diri untuk masuknya budaya lain termasuk ajaran agama Islam. Sejarah penyebaran Islam di Indonesia memiliki alur yang cukup panjang dan menarik untuk ditelusuri.

Sebagai agama dengan jumlah pemeluk terbanyak, ajaran Islam yang damai berhasil menyerap di berbagai kalangan. Sejarah pemeluk Islam juga tertulis di berbagai sumber baik naskah perjalanan, kitab kuno hingga syair dan lagu kuno. 

Awal Perkiraan Islam Masuk ke Indonesia

Nenek moyang Indonesia diyakini sebagai penganut animisme dan dinamisme. Bahkan bukti kedua kepercayaan tersebut masih bisa dinikmati kini. Sejarawan Thomas Walker Arnold menyebutkan awal masuk ajaran Islam ke Indonesia dimulai sejak abad 7 atau abad 8 Masehi lewat jalur perdagangan.

Ada juga yang menyebutkan agama Islam mulai menyebar secara besar besaran pada abad ke 16 di sekitar Selat Malaka. Selat Malaka yang saat itu menjadi sentral jalur perdagangan banyak disinggahi pedagang Persia, Arab dan Gujarat sambil menyebarkan paham agama Islam.

Bukti tertua masuknya agama Islam juga ditemukan lewat batu nisan yang bertuliskan kalimat bergaya arab. Batu nisan ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi. Bukti lain yang disebut akurat bisa dilihat dari catatan perjalanan Marco Polo dalam perjalanan pulangnya ke negeri China.

Pada tahun 1292 M Marco Polo menuliskan ia singgah di satu kota yang dipenuhi oleh Gujarat dan Arab yang sedang menjelaskan tentang agama. Ditambah dengan penemuan batu nisan yang bertuliskan tahun 696 Hijriah atau 1297 Masehi yang disinyalir milik Sultan Malik Al-Saleh raja Samudera Pasai.

Karena bukti dari catatan perjalanan Marco Polo banyak sejarawan yang meyakini tempat pertama yang jadi tempat penyebaran agama Islam adalah pulau Sumatera. Tepatnya di dekat selat Malaka dimana para pedagang dari berbagai penjuru dunia singgah di jalur dagang paling sibuk kala itu.

3 Teori Penyebaran Agama Islam

Umumnya terdapat 3 teori penyebaran agama Islam yang paling diakui saat ini. Masing-masing teori menyebutkan cara penyebaran agama Islam yang berbeda beda berdasarkan pendatang dari negara muslim yang kebanyakan melakukan perdagangan. Berikut penjabaran singkat ketiga teori tersebut:

1. Teori Gujarat 

Teori Gujarat dikemukakan oleh berbagai sejarawan asal Belanda seperti Pean Pera, Jan Pijnapple dan Snouck Hurgronje. Di dalamnya disebutkan bahwa agama Islam pertama kali disebarkan oleh pedagang Gujarat atau India selagi transaksi dilakukan. 

Bangsa India memang terkenal sebagai penggiat dagang sejak zaman dulu. Keteguhannya berjualan melewati jalur sutera hingga sampai ke Selat Malaka tidak menutup kemungkinan mereka pergi dengan misi tertentu. Salah satunya menyebarkan agama Islam di tempat mereka singgah untuk bertransaksi. 

Para pedagang dari Gujarat mulai datang dan menyebarkan paham agama Islam sekitar abad ke-7M hingga abad ke-13M. Dalam kurun waktu yang lama ini mereka berhasil menanamkan syariat Islam. Metode yang dilakukan yakni berdagang sambil memperkenalkan agama Islam secara perlahan. 

2. Teori Arab

Teori selanjutnya tidak hanya dikemukakan oleh sejarawan luar negeri tapi juga dalam negeri. Jacob Cornelis van Leur hingga Buya Hamka meyakini bahwa agama Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab yang datang sekitar abad ke-7M. 

Bukan tanpa sebab, teori ini didukung oleh bukti berupa pemukiman Islam di Barus, pesisir Barat Sumatera yang disinyalir sebagai perkampungan Islam pertama dengan campuran peranakan Arab. Selanjutnya ditemukan juga nisan Fatima dengan tulisan huruf Arab bergaya Kufi.

Bukti yang bisa ditemukan secara real di Indonesia membuat teori ini semakin banyak dipegang. Apalagi Arab diyakini sebagai negara Islam dengan ajaran yang cukup kental sejak zaman dulu. Ditambah lagi dengan anggapan tanah kelahiran para pembesar agama Islam.

Bangsa Arab tidak hanya melakukan perdagangan seperti yang dilakukan orang Gujarat tapi juga melakukan asimilasi budaya lewat pernikahan. Cara ini digunakan tidak hanya untuk mengislamkan pasangannya tapi juga keturunannya. Bangsa arab juga banyak meninggalkan bukti fisik sejarah.

3. Teori Persia

Terakhir, teori Persia yang diusung oleh Hoesein Djajadiningrat yang dikenal sebagai teori termuda. Hoesein berpendapat bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia atas pengaruh orang Persia. Mereka mulai datang sekitar abad ke-13M. 

Teori ini disebutkan bukan hanya karena jejak perdagangan oleh orang muslim Persia tapi juga karena adanya kesamaan tradisi dan budaya antara Indonesia dan Persia. Kesamaan ini disinyalir telah ada sejak berabad abad yang lalu dan menjadi pertanda bahwa pengaruh Islam Persia telah menyebar.

Kesamaan tersebut meliputi tradisi dan budaya keislaman seperti ajaran sufisme, peringatan 10 Muharam dan seni tulis kaligrafi. Perkampungan Leran yang mendapat banyak pengaruh dari orang Persia juga disebut sebagai perkampungan perintis agama Islam pertama di pulau Jawa.

Berbagai Metode Penyebaran Agama Islam

Bila ditelaah lebih lanjut ada beragam metode yang dilakukan para penyebar agama untuk menanamkan prinsip keagamaannya. Sedikitnya ada 5 metode penyebaran agama yang tercatat dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Berikut penjabaran singkat kelima metode tersebut.

1. Perdagangan 

Metode pertama lewat sistem perdagangan. Mengingat kebanyakan teori menyebutkan agama Islam masuk pertama kali di bagian Barat Indonesia melalui Selat Malaka maka metode ini menjadi metode yang paling memungkinkan untuk menjadi gerbang penyebaran agama Islam.

Pedagang yang diyakini membawa peranan dalam penyebaran agama Islam yakni pedagang Gujarat, Arab dan Persia. Metode berdagang sambil dakwah agama mungkin saja dilakukan secara efektif karena dakwah agama dilakukan sedikit demi sedikit secara langsung.

Seperti yang tersemat dalam perjalanan pulang Marco Polo dari Venesia yang singgah ke Kerajaan Perulak pada tahun 1929. Marco Polo menyebutkan ketika ia singgah ia melihat pedagang Gujarat (India) yang sedang berbicara tentang agama Islam.

2. Pernikahan

Pernikahan banyak dilakukan untuk menanamkan syariat Islam di lingkungan baru. Apalagi bagi agama Islam pernikahan hanya bisa dilangsungkan bila sama-sama memeluk agama Islam. Cara ini tidak hanya mengislamkan pasangan tapi mengislamkan keturunan nantinya.

Metode ini banyak dilakukan oleh pendatang Arab dan Persia. Terbukti dengan terbentuknya perkampungan Islam di berbagai daerah di Indonesia yang ada sejak zaman dulu. Seperti perkampungan Barus di Sumatra dan perkampungan Leran di Jawa.

3. Pendidikan dan Pendakwahan Langsung

Metode pendakwahan langsung juga tidak sedikit dilakukan. Kalangan yang biasa melakukan metode ini diantaranya wali songo, ulama, seorang bangsawan berpendidikan hingga utusan dari negeri luar seperti Arab atau Persia. 

Salah satu corak Pendidikan agama Islam yang masih bisa dinikmati yakni adanya pesantren. Sedangkan cara pendakwahan langsung bisa dinikmati hingga saat ini. Cara mendidik atau pendakwahan pun berbeda beda.

4. Perintah Raja atau Sultan

Raja atau sultan menjadi pemimpin yang paling disegani pada masanya. Kekuatan akan pemberian pengaruh ini juga dimanfaatkan oleh sebagian pemimpin untuk syiar Islam. Metode ini diawali dengan raja yang mulai mengenal lalu memeluk agama Islam.

Seperti pada kerajaan Islam tertua di Indonesia, Peurlak, rajanya berhasil memberi pengaruh besar menyeru rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Tidak hanya memeluk agama Islam, syariat Islam juga berhasil diterapkan dengan baik di sistem kehidupan bermasyarakatnya.

5. Hiburan

Hiburan menjadi metode yang tidak kalah banyak digunakan dalam menyebarkan agama Islam. Hiburan merupakan cara yang mudah diterima selain langsung menyampaikan ajaran agama. Saat hiburan berlangsung maka secara tidak langsung pengajaran agama diberikan kepada penggiatnya.

Seperti pada metode Sunan Kalijaga yang berdakwah lewat seni perwayangan. Siapa pun oleh menonton hiburan tersebut dengan tiket masuk berupa dua kalimat syahadat. Bentuk hiburan lain seperti musik, puji-pujian hingga pagelaran dilakukan untuk penyebaran Islam kala itu. 

Bukti Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

Sejarawan tentunya tidak langsung membuat spekulasi tanpa bukti. Apalagi hal yang sedang dibicarakan merupakan bukti sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Telah banyak penemuan yang memperkuat perjalanan panjang dari penyebaran Islam di nusantara. 

Penemuan bentuk fisik yang ditinggalkan di beberapa daerah cukup kuat untuk dijadikan rujukan terkait bukti sejarah. Seperti peninggalan yang di temukan di pulau Jawa tepatnya di Mojokerto. Terdapat sebuah makam Islam kuno yang diperkirakan merupakan makam keluarga kerajaan Majapahit.

Ditemukan juga makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah di pesisir utara pulau Jawa. Makam ini ditemukan dengan nisan bertuliskan Arab Kufi dan menjadi makam Islam tertua yang ditemukan di pulau Jawa, terlebih Indonesia.

Di Kalimantan ditemukan pemakaman Islam kuno tepatnya di hulu sungai Pawan, Kalimantan Barat. Penemuan ini sekaligus menjadi bukti bahwa Islam mulai masuk pada abad ke-18M. Di Kalimantan Tengah terdapat Masjid Gede yang dibangun pada abad 15 yang membuktikan penyebaran Islam di Kalimantan.

Di Aceh ada peninggalan makam Sultan Malik Al-Saleh raja Samudera Pasai. Sedangkan secara umum bukti penyebaran atau penyerapan ajaran Islam masih beroperasi hingga kini yakni lewat beberapa kesultanan. Mulai dari kesultanan di Aceh, Jawa hingga Ternate. 

Selain makam dan Kesultanan yang masih beroperasi hingga kini, berdirinya kampung Islam juga bisa jadi rujukan sebagai bukti sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Seperti halnya kampung Arab, Kampung Barus hingga Kampung Leran yang kini jadi bukti sejarah penyebaran Islam di Indonesia.

Faktor Pendorong Perkembangan Agama Islam di Indonesia

Tentunya ada faktor pendorong yang membuat agama Islam diterima dan semakin berkembang di Indonesia. Faktor pendorong ini muncul dari berbagai hal baik dari pihak penyebar agama ataupun faktor lingkungan sosial. Berikut beberapa faktor yang mendorong perkembangan agama Islam kala itu:

  • Islam dikenal sebagai sistem kepercayaan yang mudah dijalankan
  • Cara penyebaran yang ringan dan berterima walaupun datang dari luar daerah
  • Cara masuk Islam yang mudah
  • Islam membuka kemungkinan untuk mengenal dunia yang lebih luas
  • Kesabaran penyebar kepercayaan dalam syiar agama
  • Relasi yang baik antara masyarakat Nusantara dengan penyebar agama
  • Peran tokoh besar dalam penyebaran dan meyakinkan masyarakat

Tentu masih banyak hal yang menjadi faktor pendorong masifnya perkembangan Islam di Nusantara kala itu. Tidak hanya berlaku di bagian Barat tapi juga pulau Jawa hingga bagian Timur semua berhasil terjamah penyebaran agama Islam dengan pengaruh agamanya yang baik.

Pengaruh Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Penyebaran agama Islam di Indonesia memberikan berbagai macam pengaruh. Beberapa diantaranya ter aplikasikan dalam kehidupan sehari hari masyarakat nusantara kala itu. Berikut pengaruh penyebaran Islam di Indonesia.

1. Ajaran Agama Islam Mengalihkan Animisme Dinamisme

Pengaruh yang pertama adalah pengalihan dari sistem kepercayaan yang sudah lama dipegang oleh masyarakat umum Nusantara kala itu. Kepercayaan berupa Animisme dan Dinamisme telah melekat dalam keseharian.

Namun seiring dengan masuknya ajaran agama Islam maka sistem kepercayaan animisme dan dinamisme mulai teralihkah. Ajaran Islam yang damai mudah diserap oleh berbagai kalangan. Sehingga dalam praktiknya Nusantara terutama bagian Barat melupakan kepercayaan sebelumnya. 

2. Akulturasi dan Asimilasi dengan Budaya Lokal

Tidak dapat dipungkiri ajaran Islam masuk dan menyebar lewat campur tangan bangsa luar. Karenanya akulturasi dan asimilasi sangat memungkinkan terjadi di Nusantara bahkan hingga saat ini. Bagaimanapun agama Islam memiliki ajarannya sendiri.

Maka untuk dapat diterima dengan baik ajaran Islam mengalami akulturasi dan asimilasi. Tidak heran bila pemeluknya nyaman bahkan ajaran ini menyebar dengan cepat karena beradaptasi dan diadaptasi dengan baik. Ajaran Islam pun banyak bercampur dengan budaya lokal tanpa mengurangi syariatnya.

3. Sistem Sosial yang Berkembang Pesat

Agama Islam juga memberi pengaruh pada perkembangan sistem sosial. Bagaimanapun penyebar ajaran Islam memiliki pengetahuan akan syariat yang lebih banyak dari orang biasa. Karenanya sejak agama Islam berkembang sistem sosial juga ikut berkembang.

Ajaran agama yang mengutamakan kedamaian dan kesetaraan banyak dijalankan oleh penganutnya. Bahkan diterapkan pada orang dengan keyakinan yang berbeda. Keramah tamahan juga dijunjung tinggi sehingga menciptakan kerukunan.

4. Munculnya Kebudayaan Baru

Masuknya suatu hal yang baru pada suatu lingkungan dapat mendorong pembentukan hal yang baru pula. Termasuk dalam penyebaran agama Islam di Indonesia yang disinyalir datang dari berbagai penjuru dunia. 

Ajaran Islam memicu terbentuknya kebudayaan baru hasil adaptasi. Seperti yang disebutkan pada teori Persia bahwa terdapat kemiripan budaya yang ada di Indonesia dan Persia. Salah satunya peringatan 10 Muharam dan budaya baru seperti terciptanya syair puji-pujian khas menggunakan bahasa daerah.

5. Penggunaan Bahasa dan Nama Baru

Bahas bisa diserap dengan mudah bila diterima dengan baik oleh pendengarnya. Termasuk pada agama Islam yang mengalami penerimaan yang baik, maka bahasa pengantar agama yakni bahasa arab juga memiliki tempatnya sendiri di kehidupan peradaban masyarakat Indonesia hingga kini.

Penggunaan bahasa arab sudah banyak digunakan kala agama Islam pertama kali menyebar. Bisa dilihat dari peninggalan sejarah berupa syair, tulisan kali grafi hingga batu nisan. Penggunaan bahasa arab juga mempengaruhi penggunaan nama raja atau sultan bahkan kini pada masyarakat modern.

6. Muncul Kerajaan Bercorak Islam

Penyebaran Islam di Indonesia juga memicu munculnya kerajaan bercorak Islam. Bahkan banyak sebelumnya kerajaan bercorak Hindu atau Budha yang beralih menjadi kerajaan bercorak Islam. Tercatat kerajaan Islam di Indonesia tidak kalah banyak dengan kerajaan Hindu Budha.

Kerajaan Islam pertama yakni Perlak terkenal akan kekuasaan di Selat Malakanya. Lalu Samudera Pasai, kerajaan Islam terbesar dengan kekuatan maritim yang dahsyat juga tercatat bahkan di catatan perjalanan Marco Polo.

Sejarah selalu menarik untuk ditelusuri. Termasuk sejarah penyebaran Islam di Nusantara yang memiliki pengaruh besar akan keberlangsungan hidup masyarakat luas hingga kini. Bukti sejarah masuknya Islam juga masih bisa dilihat secara kasat. Dengan mengenal sejarah maka Anda sedang ikut melestarikannya.

  • 2016. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
  • Karim, Abdul. 2017. Dari Perbendaharaan Lama: Menyingkap Sejarah Islam di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Pers
  • Saifullah. 2010. Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  • Nasution, Fauziah. 2020. Kedatangan dan Perkembangan Islam di Indonesia. Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan: IAIN Padangsidimpuan: Indonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan